jam sekarang

Rabu, 25 Januari 2012

arena bobotoh

Penulis: M. Hibban Muttaqien (@HibbanMuttaqien)
Tidak terbayangkan sebelumnya, Persib yang berangkat dari kota Kembang menuju Pulau Kalimantan dengan sebulat tekad dan segenggam optimisme yang menggebu-gebu untuk mempertahankan kans positif-nya ‘belum pernah terkalahkan’ di kancah Liga Super Indonesia 2011/2012, harus rela babak belur dihantam tim lawan.

Dua kali kekalahan beruntun dalam laga tandang, yaitu saat dijamu oleh Mitra Kukar dan Persisam Samarinda tentunya menyisakan luka yang teramat dalam bagi pasukan Maung Bandung.
Apalagi dalam lawatannya ke Kalimantan, Persib merasa ‘dikerjai’ oleh wasit yang memimpin jalannya pertandingan. Di beberapa media cetak maupun elektronik, Umuh Muchtar, dengan nada kecewa mengungkapkan kekesalannya terhadap kinerja wasit yang ia nilai selalu merugikan Persib. Bukan saja Umuh, para pemain Persib pun yang diwakili oleh Jenderal Lapangan Tengahnya, Miljan Radovic, tak kalah kesalnya dengan sang Manager. Mereka merasa trauma atas kejadian demi kejadian yang mereka alami akhir-akhir ini. Bahkan, Umuh Muchtar sempat mengancam untuk mundur dari kursi Manager-nya bila kinerja wasit di Indonesia masih saja belum seperti yang ia harapkan. Layak untuk kita tunggu kabar selanjutnya.
Ada yang menarik dari tanggapan-tanggapan Umuh Muchtar seusai pertandingan. Dari keseluruhan statement-nya, justru saya sebagai Bobotoh biasa (yang mungkin saja salah) bisa menarik kesimpulan bahwa Beliau terkesan menganggap kekalahan demi kekalahan yang dialami Persib itu mutlak karena buruknya kinerja wasit. Menurut saya, buruknya kinerja wasit bisa saja disiasati dengan permainan yang baik. Mengapa musti menuding orang lain sebagai penyebab kekalahan kita? Mengapa kita selalu menyalahkan berbagai pihak saat kita kalah?. Tapi, walaupun begitu, ini juga harus di jadikan bahan pembelajaran bagi para ‘pengadil di lapangan’ untuk setidaknya bersikap lebih adil lagi saat bertugas. Bagaimana pun juga, di satu sisi, statement Umuh Muchtar bisa dibenarkan juga. Saya pikir, tak mungkinlah seorang Umuh Muchtar berkata demikian bila tak di picu oleh keputusan-keputusan wasit yang banyak merugikan Persib dalam kedua laga tersebut. So, mari kita petik hikmah dibalik semua itu.
Derita yang dialami Persib dalam dua laga tandangnya itu belum berakhir sampai di situ. Selain harus rela pulang ke Bandung dengan tangan hampa, dari pertandingan pamungkasnya di ‘Tour Kalimantan’ ini pun yaitu ketika menghadapi Persisam Samarinda di Stadion Segiri, Selasa (17/1), tim Persib harus ikhlas meratapi dua anak asuhannya, Moses Sakyi dan Muhammad Ilham, diganjar kartu merah dalam satu pertandingan sekaligus. Ditambah lagi dengan Hariono yang mendapatkan akumulasi kartu kuning, alhasil pada pertandingan selanjutnya, Persib tidak akan diperkuat oleh ketiga pemain andalannya tersebut. “Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.”. Oke, lupakan!
Terlepas dari semua itu, sudah kita mafhum bersama, jika suatu kekalahan itu memang menyakitkan. Siapa sih yang mau kalah? Secara gitu ‘kan kekalahan bukan tujuan yang kita inginkan. Tapi, mau apa lagi. Hukum alam sudah mengatur sedemikian rupa. Tinggal seberapa ‘dewasa’ kah kita dalam menanggapi kekalahan itu? Senyumlah bila kalah, rendah hatilah jika menang.
Suatu yang telah berlalu, hanyalah sebatas kenangan yang harus cepat-cepat dilupakan. Apalagi bila kenangan itu merupakan kenangan pahit seperti yang Persib alami sekarang. Jadikanlah kekalahan sebagai cambuk pelajaran untuk terus berusaha agar kelak menjadikan kita orang yang menang dan mampu merendahkan diri saat melihat lawan kita kalah sambil tersenyum.
***
Mau tak mau kini Persib harus bisa bangkit dari keterpurukannya. Saatnya Persib menengok pertandingan berikutnya, yaitu menjamu PSPS Pekanbaru. PSPS yang musim ini bermaterikan pemain yang lumayan mumpuni, akan menjadi tantangan tersendiri bagi Maung Bandung. PSPS yang sekarang bukan PSPS yang dulu. Tim berjuluk ‘Asykar Bertuah’ kini menjelma menjadi tim kuat dan penuh kejutan. Terbukti klub asal Provinsi kaya minyak ini mampu bersaing di jajaran atas klasmen sementara. Unggul beberapa peringkat di atas Persib dengan perolehan poin yang sama.
Apabila melihat rekor pertandingan sebelum-sebelumnya, klub besutan Mundari Karya ini acap kali membuat Persib kewalahan. Rekor pertandingan Persib vs PSPS tak terlalu berpihak pada Persib. Total dari pertemuan kedua tim di kandang ‘Maung Bandung’, tim PSPS sudah dua kali berhasil mempercundangi tim Persib yang dihuni oleh pemain-pemain berlabel bintang. Musim lalu saja, yaitu tepatnya pada tanggal 18 April 2011, tanpa diduga PSPS bisa menaklukan tim Tuan Rumah Persib dengan skor tipis 0-1.
Persiapan sekitar 7 hari (seminggu) yang dimiliki Persib dari sejak menghadapi Persisam saya kira sudah cukup untuk kembali meramu tim yang solid dan bermental juara. Saat ini adalah momentum yang tepat bagi Persib untuk memperbaiki rekor pertemuan dengan PSPS.
Bila sulit memenangkan laga tandang, maka laga kandang lah yang harus benar-benar dimanfaatkan secara betul-betul. Bermain seri di kandang sendiri, bagi klub sebesar Persib, saya kira sama saja dengan sebuah kekalahan. Jangan sampai hasil seri ketika menghadapi PSAP Sigli beberapa waktu lalu, terulang kembali.
Bila dilihat dari pertandingan terakhir yang dilakoni kedua klub, bisa kita simpulkan jika pertandingan besok adalah pertandingan kedua klub yang baru saja terluka. Jika Persib kalah dalam lawatannya di Samarinda dengan skor 2-1, maka sama pula dengan tim PSPS yang baru saja ditaklukan oleh Persija Jakarta di kandangnya sendiri dengan skor 0-2.
Selain itu, ada hal menarik lainnya yang akan terjadi pada pertandingan besok sore. Yaitu absennya beberapa pilar utama Maung Bandung yang terkena akumulasi kartu saat Persib dikalahkan Persisam Samarinda beberapa waktu lalu. Absennya beberapa pilar Persib ini bisa jadi menjadi satu moment berharga bagi para pemain muda untuk unjuk gigi dihadapan puluhan ribu bobotoh yang memadati stadion. Saya pikir peluang mereka untuk dimainkan cukup terbuka lebar. Karena saya melihat coach Drago Mamic ini cukup berani bereksperimen dengan para pemain mudanya. Terbukti pada beberapa pertandingan terakhir ini, dengan percaya dirinya Mamic kerap menurunkan Jajang Sukmara sebagai pilihan utama mengisi posisi bek sayap Persib. Dalam pertandingan ini pula, peluang rotasi penjaga gawang pun terbuka. Empat penjaga gawang Maung Bandung punya kans yang sama besar untuk mengawal mistar gawang sejak menit pertama. HIDUP PERSIB!
Tunjukan pada dunia bahwa Bobotoh itu santun dan sportif. Buktikan bahwa sportifitas dalam pertandingan sepak bola itu masih ada. Jauh-jauh dari perbuatan anarki. Dukung Persib Make Manah!.
Penulis adalah Pecinta Persib yang sekadar ingin berbagi, tinggal di Komp. Graha Bukit Raya Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat

0 komentar:

 

shout box

My Blog List

jam sekarang

About Me

Foto Saya
Si Ceuwid
Terima Kasih Telah Berkunjung Di Imah PERSIB,Blog yang mengupas tentang berita PERSIB.
Lihat profil lengkapku
Imah PERSIB Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template