Penulis: M. Hibban Muttaqien (@HibbanMuttaqien)
Tidak
terbayangkan sebelumnya, Persib yang berangkat dari kota Kembang menuju
Pulau Kalimantan dengan sebulat tekad dan segenggam optimisme yang
menggebu-gebu untuk mempertahankan kans positif-nya ‘belum pernah
terkalahkan’ di kancah Liga Super Indonesia 2011/2012, harus rela babak
belur dihantam tim lawan.
Dua kali kekalahan beruntun dalam laga
tandang, yaitu saat dijamu oleh Mitra Kukar dan Persisam Samarinda
tentunya menyisakan luka yang teramat dalam bagi pasukan Maung Bandung.
Apalagi dalam lawatannya ke Kalimantan,
Persib merasa ‘dikerjai’ oleh wasit yang memimpin jalannya pertandingan.
Di beberapa media cetak maupun elektronik, Umuh Muchtar, dengan nada
kecewa mengungkapkan kekesalannya terhadap kinerja wasit yang ia nilai
selalu merugikan Persib. Bukan saja Umuh, para pemain Persib pun yang
diwakili oleh Jenderal Lapangan Tengahnya, Miljan Radovic, tak kalah
kesalnya dengan sang Manager. Mereka merasa trauma atas kejadian demi
kejadian yang mereka alami akhir-akhir ini. Bahkan, Umuh Muchtar sempat
mengancam untuk mundur dari kursi Manager-nya bila kinerja wasit di
Indonesia masih saja belum seperti yang ia harapkan. Layak untuk kita
tunggu kabar selanjutnya.
Ada yang menarik dari
tanggapan-tanggapan Umuh Muchtar seusai pertandingan. Dari keseluruhan
statement-nya, justru saya sebagai Bobotoh biasa (yang mungkin saja
salah) bisa menarik kesimpulan bahwa Beliau terkesan menganggap
kekalahan demi kekalahan yang dialami Persib itu mutlak karena buruknya
kinerja wasit. Menurut saya, buruknya kinerja wasit bisa saja disiasati
dengan permainan yang baik. Mengapa musti menuding orang lain sebagai
penyebab kekalahan kita? Mengapa kita selalu menyalahkan berbagai pihak
saat kita kalah?. Tapi, walaupun begitu, ini juga harus di jadikan bahan
pembelajaran bagi para ‘pengadil di lapangan’ untuk setidaknya bersikap
lebih adil lagi saat bertugas. Bagaimana pun juga, di satu sisi,
statement Umuh Muchtar bisa dibenarkan juga. Saya pikir, tak mungkinlah
seorang Umuh Muchtar berkata demikian bila tak di picu oleh
keputusan-keputusan wasit yang banyak merugikan Persib dalam kedua laga
tersebut. So, mari kita petik hikmah dibalik semua itu.
Derita yang dialami Persib dalam dua
laga tandangnya itu belum berakhir sampai di situ. Selain harus rela
pulang ke Bandung dengan tangan hampa, dari pertandingan pamungkasnya di
‘Tour Kalimantan’ ini pun yaitu ketika menghadapi Persisam Samarinda di
Stadion Segiri, Selasa (17/1), tim Persib harus ikhlas meratapi dua
anak asuhannya, Moses Sakyi dan Muhammad Ilham, diganjar kartu merah
dalam satu pertandingan sekaligus. Ditambah lagi dengan Hariono yang
mendapatkan akumulasi kartu kuning, alhasil pada pertandingan
selanjutnya, Persib tidak akan diperkuat oleh ketiga pemain andalannya
tersebut. “Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.”. Oke, lupakan!
Terlepas dari semua itu, sudah kita
mafhum bersama, jika suatu kekalahan itu memang menyakitkan. Siapa sih
yang mau kalah? Secara gitu ‘kan kekalahan bukan tujuan yang kita
inginkan. Tapi, mau apa lagi. Hukum alam sudah mengatur sedemikian rupa.
Tinggal seberapa ‘dewasa’ kah kita dalam menanggapi kekalahan itu?
Senyumlah bila kalah, rendah hatilah jika menang.
Suatu yang telah berlalu, hanyalah
sebatas kenangan yang harus cepat-cepat dilupakan. Apalagi bila kenangan
itu merupakan kenangan pahit seperti yang Persib alami sekarang.
Jadikanlah kekalahan sebagai cambuk pelajaran untuk terus berusaha agar
kelak menjadikan kita orang yang menang dan mampu merendahkan diri saat
melihat lawan kita kalah sambil tersenyum.
***
Mau tak mau kini Persib harus bisa
bangkit dari keterpurukannya. Saatnya Persib menengok pertandingan
berikutnya, yaitu menjamu PSPS Pekanbaru. PSPS yang musim ini
bermaterikan pemain yang lumayan mumpuni, akan menjadi tantangan
tersendiri bagi Maung Bandung. PSPS yang sekarang bukan PSPS yang dulu.
Tim berjuluk ‘Asykar Bertuah’ kini menjelma menjadi tim kuat dan penuh
kejutan. Terbukti klub asal Provinsi kaya minyak ini mampu bersaing di
jajaran atas klasmen sementara. Unggul beberapa peringkat di atas Persib
dengan perolehan poin yang sama.
Apabila melihat rekor pertandingan
sebelum-sebelumnya, klub besutan Mundari Karya ini acap kali membuat
Persib kewalahan. Rekor pertandingan Persib vs PSPS tak terlalu berpihak
pada Persib. Total dari pertemuan kedua tim di kandang ‘Maung Bandung’,
tim PSPS sudah dua kali berhasil mempercundangi tim Persib yang dihuni
oleh pemain-pemain berlabel bintang. Musim lalu saja, yaitu tepatnya
pada tanggal 18 April 2011, tanpa diduga PSPS bisa menaklukan tim Tuan
Rumah Persib dengan skor tipis 0-1.
Persiapan sekitar 7 hari (seminggu) yang
dimiliki Persib dari sejak menghadapi Persisam saya kira sudah cukup
untuk kembali meramu tim yang solid dan bermental juara. Saat ini adalah
momentum yang tepat bagi Persib untuk memperbaiki rekor pertemuan
dengan PSPS.
Bila sulit memenangkan laga tandang, maka laga kandang lah yang harus
benar-benar dimanfaatkan secara betul-betul. Bermain seri di kandang
sendiri, bagi klub sebesar Persib, saya kira sama saja dengan sebuah
kekalahan. Jangan sampai hasil seri ketika menghadapi PSAP Sigli
beberapa waktu lalu, terulang kembali.
Bila dilihat dari pertandingan terakhir
yang dilakoni kedua klub, bisa kita simpulkan jika pertandingan besok
adalah pertandingan kedua klub yang baru saja terluka. Jika Persib kalah
dalam lawatannya di Samarinda dengan skor 2-1, maka sama pula dengan
tim PSPS yang baru saja ditaklukan oleh Persija Jakarta di kandangnya
sendiri dengan skor 0-2.
Selain itu, ada hal menarik lainnya yang
akan terjadi pada pertandingan besok sore. Yaitu absennya beberapa
pilar utama Maung Bandung yang terkena akumulasi kartu saat Persib
dikalahkan Persisam Samarinda beberapa waktu lalu. Absennya beberapa
pilar Persib ini bisa jadi menjadi satu moment berharga bagi para pemain
muda untuk unjuk gigi dihadapan puluhan ribu bobotoh yang memadati
stadion. Saya pikir peluang mereka untuk dimainkan cukup terbuka lebar.
Karena saya melihat coach Drago Mamic ini cukup berani bereksperimen
dengan para pemain mudanya. Terbukti pada beberapa pertandingan terakhir
ini, dengan percaya dirinya Mamic kerap menurunkan Jajang Sukmara
sebagai pilihan utama mengisi posisi bek sayap Persib. Dalam
pertandingan ini pula, peluang rotasi penjaga gawang pun terbuka. Empat
penjaga gawang Maung Bandung punya kans yang sama besar untuk mengawal
mistar gawang sejak menit pertama. HIDUP PERSIB!
Tunjukan pada dunia bahwa Bobotoh itu
santun dan sportif. Buktikan bahwa sportifitas dalam pertandingan sepak
bola itu masih ada. Jauh-jauh dari perbuatan anarki. Dukung Persib Make
Manah!.
Penulis adalah Pecinta Persib yang sekadar ingin berbagi, tinggal di Komp. Graha Bukit Raya Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat